Kamis, 27 Januari 2011

Kedatangan awal Puteri Hawa


Kenapa kisah akhirnya jadi begini? Kenapa semuanya harus mati? Claire menutup novel The Chronicles of Narnia edisi The Last Battle dengan kesal. Claire sedikit kecewa pada akhir dari kisah The Chronicles of Narnia! Akhir ceritanya tidak seperti yang diharapkannya! Paman Diggory, Bibi Polly, Peter, Edmund, Lucy, Eustace, dan Jill mati! Ya ampun! Apa itu tidak membuat hati Claire bergetar? Dari dulu Claire sangat kesal jika tokoh utama dari sebuah cerita akhirnya mati.

Tapi Claire benar-benar memberikan Two Thumbs Up untuk novel Narnia. Ide C. S. Lewis begitu hebat membuat negeri khayalan yang indah, dijadikan buku berseri tujuh. Bagian yang paling Claire suka di edisi The Last Battle adalah saat Aslan memberitahu Paman Diggory, Bibi Polly, Peter, Edmund, Lucy, Eustace, dan Jill telah mati. Dan di situ terdapat kalimat “bagi kita mungkin kisah ini telah berakhir, tapi bagi mereka, semua kisah mereka di dunia dan petualangan-petualangan di Narnia hanyalah sebuah sampul dan halaman saja. Dan sekarang mereka memulai Bab Satu: Kisah Agung yang belum pernah dibaca di bumi, di mana setiap bab lebih menarik dari sebelumnya”.

Ini gila! Bagi mereka semua petualangan-petualangan yang di bukukan menjadi tujuh seri bagi mereka hanyalah sebuah sampul dan halaman? C. S. Lewis memang benar-benar bisa membuat kata-kata hebat. Sudah pasti sekarang Claire memasukkan C. S. Lewis sebagai penulis favoritnya bagian pertama. Tentu saja, karena tidak ada penulis favorit Claire sebelumnya.

Claire mulai berangan-angan jika ia bisa pergi ke Narnia. Mungkin akan menyenangkan karena Narnia bukan di tanah bayang-bayang lagi, siapa tahu tidak ada perang seperti yang dialami Peter, Edmund, Susan, Lucy, Eustace, dan Jill. Bukankah di novel tertulis, “kita bisa dengan mantap menyebut mereka bahagia selama-lamanya”.

Ya… seperti kita sudah meninggal dan masuk surga. Bahagia selama-lamanya!

Aslan… dwarf… centaurus… faun… satyr… dryad… nymph… dan hewan-hewan yang bisa berbicara lainnya. Claire ingin melihatnya. Ah, andai saja bisa. Oh! Stop it!!

Kemudian Claire mulai mencoba berhenti berkhayal dan bangkit dari tempat tidurnya dan duduk di hadapan komputer yang berada tepat di samping tempat tidurnya. Claire berniat mencari data-data tentang Narnia dari internet. Semua data yang diperolehnya langsung disimpan di file computer dengan susunan yang sangat rapi.

William Moseley pemeran Peter Pevensie, wah, tampan sekali, Claire sangat menyukai William Moseley dan menetapkan si pemeran Peter ini menjadi artis idolanya. Anna Popplewell pemeran Susan Pevensie. Skandar Keynes pemeran Edmund Pevensie. Dan Georgie Henley pemeran Lucy Pevensie. Disebutkan di internet bahwa William Moseley dan Anna Popplewell digosipkan pacaran. Agak kesal juga Claire melihatnya, tapi biarlah. Memangnya Claire punya urusan apa? Mengenal William saja tidak. Atau lebih baik Pangeran William? Ah!

Mata Claire mulai lelah terlalu lama di depan komputer, Claire memutuskan untuk berhenti mencari data. Claire mematikan komputernya dan berbaring kembali di tempat tidur. Jam sebelas. Zaman sekarang belum terlalu malam untuk remaja seusianya untuk tidur, biasanya Claire menonton televisi. Tapi kali ini Claire benar-benar sangat lelah, mungkin karena tadi Claire pergi bersama Renata.

Pikiran Claire mulai melayang, terutama pada William Moseley yang dari tadi ada di pikirannya. Claire semakin masuk ke alam bawah sadar. Tapi tiba-tiba ia sadar bahwa Claire belum mengerjakan pekerjaan rumah yang akan dikumpulkan besok!

“Pekerjaanku!” teriak Claire, bangkit dari tempat tidur.

Tapi Claire tidak merasakan bahwa dia sedang berada disebuah kasur yang empuk, Claire merasa duduk di rumput yang halus yang tidak akan pernah ditemui di Inggris. Claire menerawang kesegala arah dan segera menyadari bahwa dia tidak ada di tempat tidurnya lagi.

Claire berusaha bangkit dan berdiri. Gadis itu sampai tidak bisa bicara saking kagetnya. Claire melihat faun menari-nari mengelilingi api unggun, Claire jadi teringat ucapan Mr. Tumnus di film Narnia, bahwa pada malam hari para faun biasa menari-nari mengelilingi api unggun pada musim panas.

Narnia! Claire sadar bahwa angan-angannya untuk pergi ke Narnia telah tercapai dalam waktu yang singkat ini. Tapi apakah benar? Bukankah Narnia hanyalah negeri khayalan? Apakah ini nyata?

Mata Claire kembali beralih kepada para faun yang sedang menari, kelihatannya asyik sekali. Claire ingin bergabung tapi merasa takut untuk melangkah. Tiba-tiba Claire merasakan seesuatu di belakangnya.

“Puteri Hawa…”

Suara itu sangat menggetarkan hati Claire, dia sangat tahu siapa yang ada di belakangnya saat itu. Claire sangat takut sampai-sampai dia tidak berani menoleh.

“Puteri Hawa…”

Kali ini Claire memberanikan diri untuk menoleh ke belakangnya. Dugaan Claire ternyata benar, sangat benar. Singa agung itu berada di hadapannya sekarang. Begitu agung dan besar, begitu menyeramkan, tetapi sekilas terlihat menyenangkan. Bagaimanapun yang dirasa Claire saat itu adalah lutut Claire menjadi lemas, dia terjatuh dengan sendirinya. Claire tertunduk, tidak kuat menatap singa agung itu.

“Tatap aku, Nak,”

Claire berusaha menegakkan kepalanya, rasanya berat sekali untuk menatap singa itu. Apalagi telah disebutkan di novel bahwa Aslan bukanlah singa yang jinak.

“Aku… mungkin… kau bisa beritahu aku… di mana aku sekarang?” Claire sangat tegang.

“Aku yakin kau pasti sudah tahu tanpa perlu harus aku beritahu,” jawab Aslan.

Claire semakin bergidik, “Narnia… jadi benar. Tapi ini hanya mimpi, kan?”

Aslan mendekat pada Claire, “Tentu saja tidak,”

“Katakan ‘ya’, Aslan. Kumohon,” pinta Claire.

“Aku tidak pernah dan tidak akan mau untuk berbohong, anakku” balas Aslan.

“Katakan padaku, Aslan, bahwa ini hanya mimpi! Aku membaca tujuh seri novel Narnia sebelum aku tidur, jadi sudah pasti ini hanya mimpi,” Claire menangis.

Kali ini Aslan sudah sangat dekat dengan Claire dan membelai Claire dengan surainya yang sangat lembut, “Mengapa kau menangis, anakku? Apa yang perlu ditakutkan dari semua ini?”

“Masalah,” jawab Claire perlahan. “Masalah yang selalu ada ketika darah daging Adam dan Hawa datang ke Narnia,”

“Tidak ada masalah saat ini, Claire,” balas Aslan.

Claire ingin melepaskan diri dari belaian Aslan karena kaget, tapi surai Aslan terlalu lembut sehingga Claire tidak ingin melepaskannya, “Apa maksudmu dengan ‘saat ini’? Apakah nanti masalah akan muncul? Bukankah Narnia abadi telah abadi selamanya dan tidak akan ada masalah lagi?”

Aslan melepaskan surainya dari Claire, “Kau akan tahu sendiri nanti, Claire,”

“Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya Claire.

“Tidak ada,” jawab Aslan. “Hanya kembali ke tempat tidurmu dan tunggu aku memanggilmu kembali,”

“Hanya itu? Apa kau akan memanggilku lagi?” tanya Claire.

“Tentu saja,” jawab Aslan. “Bukankah kau sangat ingin pergi ke Narnia? Apa kau sudah berubah pikiran setelah melihat Narnia aslinya?”

“Oh, Aslan,” kata Claire. “Tentu saja tidak. Aku sangat senang kau akan memanggilku kembali,”

Aslan mengibakkan surainya, “Sekarang aku akan mengembalikanmu, tapi ingat nanti kau akan…”

Claire memotong perkataan Aslan, “Tunggu, Aslan,”

“Ada apa, anakku?”

“Apakah itu istana Cair Paravel?” Claire menunjuk istana diantara dua bukit sebelah Timur.

“Benar. Nanti di sana kau akan bertemu orang-orang yang ingin kau jumpai di Narnia,” jawab Aslan.

Senyum Claire makin mengembang, “Sungguh? Apakah yang kau maksud mereka adalah…”

“Benar. Orang-orang yang bisa pergi ke Narnia dulu, dan juga para Raja dan Ratu Narnia,” balas Aslan.

Claire tersentak senang, “Semuanya? Aku bisa bertemu dengan semua Raja dan Ratu Narnia?”

“Maafkan aku, puteri Hawa. Tapi tidak semua yang ingin kau lihat di sana ada. Mereka sebagian besar adalah para pahlawan pembebasan Narnia,” jawab Aslan.

Claire mengangguk-angguk tapi agak sedikit kecewa, “Baiklah. Aku selalu menunggu kau memanggilku lagi,”

Sesaat kemudian Claire merasa didorong oleh kekuatan yang sangat kuat. Kemudian Claire merasa kembali berada di kasurnya. Claire membuka matanya, semuanya normal. Pandangan Claire beralih pada jam. Masih jam sebelas, tidak ada perubahan waktu. Waw, ini hebat sekali! Claire benar-benar pergi ke Narnia! Jelas sudah terbukti negeri itu adalah negeri khayalan yang nyata. Sesaat ia lupa pada pekerjaan rumahnya.

Tiba-tiba ada sms dari Renata, kalau Renata sms, pasti tulisannya seperti telegram.


Besok kembalikan bukuku,,..


Claire membalasnya.


Lady, jangan khawatir. Demi surai singa aku tidak akan lupa. Aku ingin cepat bertemu dengan Lady besok, pasti akan sangat menyenangkan.


Sementara di rumah Renata, dia sangat bingung dengan balasan sms Claire. Ada apa dengan Claire? Mengapa dengan bersumpah atas surai singa? Sejak kapan dia memanggil seorang perempuan dengan sebutan ‘Lady’?

1 komentar:

  1. Las Vegas casino no deposit bonus codes and free spins - Dr
    › casino-no-deposit-casino › casino-no-deposit-casino Sep 1, 서귀포 출장마사지 2020 — Sep 1, 2020 의왕 출장안마 The casino 전라북도 출장안마 is one of the older 인천광역 출장안마 casinos to open. The no 문경 출장마사지 deposit bonus is one of the most popular types. It is also one of the first

    BalasHapus